Melalui Forum Film Pelajar Indonesia-Toronto Film Festival, Oestad Film mencoba berbagi dengan teman - teman pelajar Indonesia dengan sebuah film pendek 'Laskar Pencerah'.
Oestad film bercerita tentang sebuah sekolah alternatif/komunitas belajar yang ada di Salatiga, Jawa Tengah.
Bahwasannya sekolah tidak harus mahal dan tidak harus formal, karena pada dasarnya di sekolah adalah belajar, begitu juga dengan sebuah komunitas belajar tersebut.
Mengangkat cerita tentang pendidikan dan
sosial yaitu seorang murid miskin komunitas belajar yang selalu berusaha untuk
tetap bisa bersekolah dan berprestasi walaupun orang tuanya tidak setuju kalau
Laskar (tokoh utama) sekolah. Film ‘Laskar Pencerah’ yang berlatar di kota
Salatiga, memberikan penggambaran dan renungan kepada penonton bahwa status sosial bukan menjadi halangan
bagi siapapun untuk bisa maju dan berprestasi, perubahan sistem pendidikan
maupun sistem yang sudah membentuk pola pikir rakyat Indonesia tidak membuat
para anak di komunitas belajar untuk berhenti belajar dengan cara mereka yang
berbeda dengan sekolah formal, belajar disini adalah belajar apapun sesuai
dengan keinginan si anak. Peran seorang guru adalah sebagai pendamping dan
fasilitator mereka.
Tokoh Laskar yang berasal dari keluarga
kurang mampu memberikan cerminan bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki mampu
meraih cita – cita yang di inginkan, prinsip dari tokoh seorang Laskar ini
adalah ingin “bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya”. Konsep
dasar dari film ‘Laskar Pencerah’ ini adalah “menulis”. Menulis adalah suatu
kegiatan yang amat mulia. Pramoedya Ananta Toer mengatakan, “bila umurmu tidak
sepanjang umur dunia, maka sambunglah dengan tulisan”. Dengan begitu, menulis
dapat memberikan kehidupan abadi dan tidak kalah pentingnya, bahwa ‘menulis
dapat menampakkan diri kita, bahwa kita benar - benar ada, benar - benar
hidup’.
Film ‘Laskar Pencerah’ di produksi dengan
menggabungkan kru dari empat kota, yaitu Jakarta(FFTV IKJ), Jogja(AKINDO),
Semarang dan Salatiga(QARRYAH THAYYIBAH dan KOMUNITAS UKSW) dan didukung
sepenuhnya oleh Fakultas Film dan Televisi IKJ dan Bank Mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Atas Apresiasinya.